BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Full Day School
Menurut etimologi, kata
full day school berasal dari Bahasa Inggris. Terdiri dari kata full mengandung
arti penuh, dan day artinya hari. Maka full day mengandung
arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan school
artinya sekolah. Jadi, arti dari full day school adalah sekolah
sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul
06.45-15.00. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa,
disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.
Sedangkan menurut terminologi atau arti secara luas, Full
day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan pembelajaran
atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan system pengajaran
yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi
pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas. Pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah mulai pagi hingga sore hari, secara
rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya. Dalam full day
school, lembaga bebas mengatur jadwal mata pelajaran sendiri dengan tetap
mengacu pada standar nasional alokasi waktu sebagai standar minimal dan sesuai
bobot mata pelajaran, ditambah dengan model-model pendalamannya. Jadi
yang terpenting dalam full day school adalah pengaturan
jadwal mata pelajaran. Program ini banyak ditemukan pada sekolah tingkat dasar
SD/MI swasta yang berstatus unggulan. Biasanya, sekolah tersebut tarifnya mahal
dan FDS bagian dari program favorit yang “dijual” pihak sekolah.
Jika dilihat dari makna
dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk
program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa
dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini, Salim
berrpendapat berdasarkan hasil penelitian bahwa belajar efektif bagi anak itu
hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana
informal).
Metode pembelajaran full
day school tidak melulu dilakukan di dalam kelas, namun siswa diberi
kebebasan untuk memilih tempat belajar. Artinya siswa bisa belajar dimana saja
seperti halaman, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.
2.2.
Latar Belakang Munculnya Full Day Schooll
Full day
school
pada awalnya muncul pada awal tahun 1980-an di Amerika Serikat. Pada waktu itu
full day school dilaksanakan untuk jenjang sekolahTaman Kanak-kanan dan
selanjutnya meluas pada jenjang yang lebih tinggi mulai dari SD sampai dengan
menengah atas.
Ketertarikan
para orang tua untuk memasukkan anaknya ke full day school dilatarbelakangi
oleh beberapa hal, yaitu karena semakin banyaknya kaum ibu yang bekerja di luar
rumah dan mereka banyak yang memiliki anak berusia di bawah 6 tahun,
meningkatnya jumlah anak-anak usia prasekolah yang ditampung di sekolah-sekolah
milik public (masyarakat umum), meningkatnya pengaruh televisi dan mobilitas
para orang tua, serta kemajuan dan kemodernan yang mulai berkembang di segala
aspek kehidupan. Dengan memasukkan anak mereka ke fullday school, mereka
berharap dapat memperbaiki nilai akademik anak-anak mereka sebagai persiapan
untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya dengan sukses, juga masalah-masalah
tersebut di atas dapat teratasi. Dan dalam hasil penelitian ini disebutkan
bahwa anak yang menempuh pendidikan di fullday school terbukti tampil
lebih baik dalam mengikuti setiap mata pelajaran dan menunjukkan keuntungan
yang cukup signifikan.
Adapun
munculnya system pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan
menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an, yang banyak
dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel
Islam. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus
pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas
proses pembelajaran bergantung pada system pembelajarannya. Namun faktanya
sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal, fasilitas yang
lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-tenaga
pengajar yang “professional”, walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin
kualitas pendidikan yang dihasilkan. Term unggulan ini yang kemudian
dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-sekolah menjadi bentuk yang lebih
beragam dan menjadi trade mark, diantaranya adalah fullday school
dan sekolah terpadu.
2.3.
Sistem Pembelajaran Full Day School
Full Day
School (FDS)
menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity” dan
“Integrated-Curriculum”. Hal inilah yang membedakan dengan sekolah pada
umumnya. Dalam FDS semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar,
bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Titik tekan pada FDS
adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang
berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan positif dari setiap
individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam belajar. Adapun
prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah, yaitu:
1) Prestasi
yang bersifat kognitif
Adapun
prestasi yang bersifat kognitif seperti kemampuan siswa dalam mengingat,
memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa, membuat analisa dan lain
sebagianya. Konkritnya, siswa dapat menyebutkan dan menguraikan pelajaran
minggu lalu, berarti siswa tersebut sudah dapat dianggap memiliki prestasi yang
bersifat kognitif.
2)
Prestasi yang bersifat afektif
Siswa
dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat afektif, jika ia sudah bisa
bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan menolak terhadap suatu
pernyataan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi.
3) Prestasi
yang bersifat psikomotorik
Yang
termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen verbal
dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa
menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang lain, khususnya
kepada orang tuanya, maka si anak sudah dianggap mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupannya.
Sebelum
kita membahas tentang sistem pembelajaran FDS, tentunya kita perlu mengetahui
tentang makna sistem pembelajaran itu sendiri. Sistem adalah seperangkat elemen
yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistem pembelajaran adalah suatu
sistem karena merupakan perpaduan berbagai elemen yang berhubungan satu sama
lain. Tujuannya agar siswa belajar dan berhasil, yaitu bertambah pengetahuan
dan keterampilan serta memiliki sikap benar. Dari sistem pembelajaran inilah
akan menghasilkan sejumlah siswa dan lulusan yang telah meningkat pengetahuan
dan keterampilannya dan berubah sikapnya menjadi lebih baik.
Adapun
proses inti sistem pembelajaran FDS antara lain:
1)
Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, tranformatif
sekaligus intensif. System persekolahan dan pola fullday school mengindikasikan
proses pembelajaran yang aktif dalam artian mengoptimalisasikan seluruh potensi
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal baik dalam pemanfaatan sarana
dan prasarana di lembaga dan mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif demi
pengembangan potensi siswa yang seimbang.
2)
Proses pembelajaran yang dilakukan selama aktif sehari penuh tidak memforsir
siswa pada pengkajian, penelaahan yang terlalu menjenuhkan. Akan tetapi, yang
difokuskan adalah system relaksasinya yang santai dan lepas dari jadwal yang
membosankan.
2.4.
Faktor Penunjang dan Penghambat Full Day
School
2.4.1.
Faktor Penunjang Full Day School
Setiap sistem
pembelajaran tentu memiliki kelebihan (faktor penunjang) dan kelemahan (faktor
penghambat) dalam penerapannya, tak terkecuali sistem full day school.
Adapun faktor penunjang dari pelaksanaan sistem ini adalah setiap sekolah
memiliki tujuan yang ingin dicapai, tentunya pada tingkat kelembagaan. Untuk
menuju kearah tersebut, diperlukan berbagai kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Salah
satunya adalah sistem yang akan digunakan di dalam sebuah lembaga tersebut.
Diantara faktor-faktor
pendukung itu diantaranya adalah kurikulum. Pada dasarnya kurikulum merupakan
suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu pendidikan dapat
dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Faktor pendukung berikutnya
adalah manajemen pendidikan. Manajemen sangat penting dalam suatu organisasi.
Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang akan kita gapai tidak akan pernah
tercapau dengan baik karena kelembagaan akan berjalan dengan baik, jika
dikelola dengan baik.
Faktor pendukung yang
ketiga adalah sarana dan prasarana. Sarana pembelajaran merupakan sesuatu yang
secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar setiap hari tetapi
mempengaruhi kondisi belajar. Prasarana sangat berkaitan dengan materi yang
dibahas dan alat yang digunakan. Sekolah yang menerapkan full day school,
diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan
dengan kebutuhan siswa.
Faktor pendukung yang terakhir dan yang
paling penting dalam pendidikan dalam SDM. Dalm penerapan full day school,
guru dituntut untuk selalu memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta harus
memperkaya diri dengan metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak membuat
siswa bosan karena full day school adalah sekolah yang menuntut siswanya
seharian penuh berada di sekolah.
Faktor lain yang
signifikan untuk diperhatikan adalah masalah pendanaan. Dana memainkan peran
dalam pendidikan. Keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah
karena dana secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sekolah terutama yang
berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber belajar yang lain.
2.4.2.
Faktor Penghambat Full
day school
Faktor penghambat
merupakan hal yang niscaya dalam proses pendidikan, tidak terkecuali pada
penerapan full day school. Faktor yang menghambat penerapan sistem full
day school diantaranya :
Pertama,
keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari
pendidikan yang vital untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu
perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang baik untuk dapat dapat
mewujudkan keberhasilan pendidikan. Banyak hambatan yang dihadapi sekolah dalam
meningkatkan mutunya karena keterbatasan sarana dan prasarananya. Keterbatasan
sarana dan prasarana dapat menghambat kemajuan sekolah.
Kedua,
guru yang tidak profesional. Guru merupakan bagian penting dalam proses belajar
mengajar. Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh
profesionalitas guru. Akan tetapi pada kenyataannya guru mengahadapi dua yang
dapat menurunkan profesionalitas guru. Pertama, berkaitan dengan faktor dari
dalam diri guru, meliputi pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi,
dan kerukunan kerja. Kedua berkaitan dengan faktor dari luar yaitu berkaitan
denagan pekerjaan, meliputi manajemen dan cara kerja yang baik, penghematan
biaya dan ketepatan waktu. Kedua faktor tersebut dapat menjadi hambatan bagi
pengembangan sekolah.
2.5.
Kelebihan
dan Kelemahan Full Day School
2.5.1.
Kelebihan
Setiap sistem tidak mungkin ada yang sempurna, tentu
memiliki keunggulan dan kekurangan termasuk sistem full day school.
Diantara keunggulan sistem ini adalah
·
Anak anak akan
mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah
dengan program reguler.
·
Orang tua tidak akan
takut anak akan terkena pengaruh negatif karena untuk masuk ke sekolah tersebut
biasanya dilakukan tes (segala macam tes) untuk menyaring anak-anak dengan
kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian yang baik dan motivasi belajar
yang tinggi)
·
Sistem Full day
school memiliki kuantitas waktu yang lebih panjang daripada sekolah biasa.
·
Guru dituntut lebih
aktif dalam mengolah suasana belajar agar siswa tidak cepat bosan.
·
Meningkatkan gengsi
orang tua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya prestisius.
·
Orang tua akan
mempercayakan penuh anaknya ada sekolah saat ia berangkat ke kantor hingga ia
pulang dari kantor
2.5.2.
Kelemahan
Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah:
·
Siswa akan cepat bosan
dengan lingkungan sekolah
·
Lebih cepat stress
·
Mengurangi
bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga
·
Kurangnya waktu bermain
·
Anak-anak akan banyak
kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama keluarganya.
2.6.
Sekolah
Yang Menerapkan Model Pembelajaran Full Day School
Beberapa lembaga yang
menerapkan sistem pembelajaran fullday school antara lain;
1. SMU
Taruna Nusantara di Magelang
2. SMU
Plus Muthahhari di Bandung
3. SMU
Madania Parung Bogor
4. Lembaga
kursus bahasa asing di Pare Kediri
5. UIN
Malang (melalui program ma’had)
6. MAPK
(Madrasah Aliyah Program Khusus).
Beberapa sekolah dasar
yang menerapkan model pembelajaran full day school, sebagai berikut:
1.
SD
Islam Terpadu Permata Bunda, Bawen Kabupaten. Semarang.
Ø Contoh
Sekolah yang Menggunakan Model Pembelajaran Full Day School
Karakteristik
Sistem Pembelajaran Full Day School SD Muhammadiyah 1 Bangkalan
1. Karakteristik Sistem Pembelajaran Full Day School SD Muhammadiyah 1
Bangkalan
Full Day School (FDS) menerapkan suatu
konsep dasar “Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Hal inilah yang
membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam FDS semua program dan kegiatan
siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem
pendidikan. Titik tekan pada FDS adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam
proses pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan
positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas
dalam belajar. Adapun prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah,
yaitu:
a) Prestasi yang bersifat kognitif
b) Prestasi yang bersifat afektif
c) Prestasi yang bersifat psikomotorik.
Pada prinsipnya, sekolah dasar Muhammadiyah
1 Bangkalan dengan FDS-nya hendak memadukan ilmu umum dan agama, sebagai
jawaban atas kegagalan yang dilakukan sekolah umum dan lembaga pendidikan Islam
lainnya. Sehingga, dalam praktiknya, sekolah dasar Muhammadiyah 1 Bangkalan
melakukan pengembangan kurikulum dengan cara memadukan kurikulum pendidikan
umum yang ada di Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), seperti
pelajaran matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA, IPS, dan
lain-lain, serta kurikulum pendidikan agama Islam yang ada di Kementrian Agama
(Kemenag), ditambah dengan kurikulum dari Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah
Muhammadiyah (Majlis Dikdasmen).
Bangunan keilmuan yang dikembagkan oleh
model ini tidak dilihat secara dikotomis melainkan dilihat secara padu dan utuh
(integral). Paradigma yang dibangun adalah bahwa kebenaran di jagad ini tidak
akan lengkap hanya didekati oleh kerja nalar dan observasi yang disebut dengan
kebenaran ilmiah. Selain itu ada kebenaran intuitif dan juga kebenaran wahyu.
Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Bangkalan menginginkan
penggalian kebenaran melalui sumber-sumber yang lebih komprehensif. Hal itu
dapat ditemukan dengan cara memadukan berbagai sumber, baik yang bersifat
ilmiah maupun yang dapat digali dari sumber kitab suci (al-Qur’an dan Hadits).
Antara ilmu dan agama dilihat dan fungsikan secara padu, selain sama-sama untuk
menggali kebenaran juga masaing-masing bersifat komplementer. Al-qur’an akan
dapat dipahami secara lebih luas dan mendalam jika menyertakan ilmu dan
sebaliknya ilmu akan berkembang jika mendapat inspirasi dari penuturan
al-qur’an, yaitu bangunan keilmuan yang diharapkan mencerminkan sekolah Islam.
2. Pengembangan Institusional Pendidikan Full Day School SD
Muhammadiyah 1 Bangkalan
Untuk meminimalkan dampak negatif, upaya
yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan full day school bagi perkembangan
anak antara lain:
Pengembangan kurikulum dan pengelolaan sesuai dengan alokasi waktu, kebutuhan, dan perkembangan anak agar FDS dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Kurikulum dewasa ini didasarkan pada pemahaman bahwa ide anak-anak dapat membentuk/membangun pengetahuan mereka sendiri. Untuk itu, program-program belajar harus terus mempersiapkan anak-anak dengan program kurikulum yang direncanakan dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan semua anak. Kurikulum untuk program belajar sekarang ini melakukan hal-hal berikut:
Pengembangan kurikulum dan pengelolaan sesuai dengan alokasi waktu, kebutuhan, dan perkembangan anak agar FDS dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Kurikulum dewasa ini didasarkan pada pemahaman bahwa ide anak-anak dapat membentuk/membangun pengetahuan mereka sendiri. Untuk itu, program-program belajar harus terus mempersiapkan anak-anak dengan program kurikulum yang direncanakan dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan semua anak. Kurikulum untuk program belajar sekarang ini melakukan hal-hal berikut:
1) Memasukkan tujuan untuk dicapai dalam semua bidang, meliputi
bidang sosial, emosi, kognitif, dan fisik supaya mampu mempersiapkan anak-anak
unuk berperan sebagai warga Negara.
2) Menggarap perkembangan pengetahuan, pengertian, proses, dan
keterampilan tidak sebagai fakta terpisah.
3) Berdasarkan sasaran nyata yang menantang, namun bisa dicapai.
4) Merefleksikan kebutuhan dan minat masing-masing anak dan
kelompok.
5) Menghormati dan mendukung keragaman individu, budaya, dan bahasa.
6) Membangun pengetahuan di atas apa yang sudah diketahui anak dan
mampu mengkonsolidasikan belajar mereka dan memajukan pencapaian konsep dan keterampilan
baru
7) Memungkinkan integrasi di seluruh isi
8) Memenuhi standar yang diakui atas disiplin pelajaran yang relevan.
9) Melibatkan anak-anak secara aktif, sosial, fisik, dan mental.
10) Sangat lentur/fleksibel sehingga para guru dapat menyesuaikan
diri dengan masing-masing anak atau kelompok.
Pembelajaran yang dilakukan pada FDS, waktu
anak banyak terlibat dalam kelas yang bermuara pada produkktifitas yang tinggi
dan siswa juga menunjukkan sikap yang lebih positif dan terhindar dari
penyimpangan – penyimpangan karena keseharian berada di dalam kelas dan dalam
pengawasan guru. Selain itu anak-anak jelas akan mendapatkan metode
pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah dengan program reguler,
orang tua tidak akan merasa khawatir, karena anak-anak akan berada seharian di
sekolah yang artinya sebagian besar waktu anak adalah untuk belajar, orang tua
tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena untuk masuk ke
sekolah tersebut biasanya dilakukan tes (segala macam tes) untuk menyaring
anak-anak dengan kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian yang baik dan
motivasi belajar yang tinggi), tentu saja akan meningkatkan gengsi orang tua
yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya prestisius, obsesi orang
tua akan keberhasilan pendidikan anak (karena mereka berpikir jika anak mau
pandai harus dicarikan sekolah yang bagus, dan sekolah bagus itu adalah yang
mahal) memiliki peluang besar untuk tercapai. Mungkin banyak lagi hal-hal
’positif’ lainnya yang tidak tersebut di sini. Jelas kondisi-kondisi tersebut
akan muncul dan menjadi pilihan yang menjanjikan bagi anak dan orang tua.
Secara utuh dapat dilihat bahwa pelaksanaan
system pendidikan full day school di SD Muhammadiyah 1 Bangkalan mengarah pada
beberapa tujuan, antara lain:
Untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi
pelajaran yang telah ditetapkan oleh diknas sesuai jenjang pendidikan. Memberikan
pengayaan pengalaman melalui pembiasaan-pembiasaan hidup yang baik untuk
kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melakukan pembinaan kejiwaan,
mental dan moral peserta didik disamping mengasah otak agar terjadi
keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani sehingga terbentuk kepribadian
yang utuh. Pembinaan spiritual Intelegence peserta didik melalui penambahan
materi-materi agama dan kegiatan keagamaan sebagai dasar dalam bersikap dan
berperilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, N. 2013. FULLDAY SCHOOL (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing). [Acessed:26/10/14] Online:tadris.stainpamekasan.ac.id/index.php/jtd/article/view/105/209
Kuswandi, Iwan. 2012. Full Day School Dan
Pendidikan Terpadu. [Acessed: 26/10/14] online:http://iwankuswandi.wordpress.com/full-day-school-dan pendidikan-terpadu/
Mulyasari, Dewi. 2013. Sistem pendidikan
full Day school. [Acessed: 26:10:14] Online:
http://dewimulyasari1989.blogspot.com/2013/06/sistem-pendidikan fullday-school.html
http://sdmuh1bangkalan.wordpress.com/2013/12/02/karakteristik-sistem-pembelajaran-full-day-school-sd-muhammadiyah-1-bangkalan/
3 comments:
Jika tujuannya untuk pengembangan pengetahuan serta karakter anak maka ini sangat baik....saya senang dengan penjelasan ini...
sangat bermutu...terima kasih!
lasi
Post a Comment
Terimakasih Sudah Berkomentar Menggunakan Bahasa yang Halus